BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perawatan mesin
merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam kegiatan produksi. Beberapa perusahaan biasanya
melakukan perawatan apabila fasilitas atau peralatan mengalami kerusakan. Perawatan mesin yang baik
dapat meningkatkan
keandalan dan peformasi mesin. Kendala utama dalam aktivitas perawatan mesin adalah menentukan
waktu penjadwalan perawatan mesin secara teratur.
Perawatan suatu mesin sama halnya dilakukan dengan perawatan dari suatu
mesin turbin gas. Dengan adanya perawatan dan pemeliharaan yang tersusun dan
terjadwal maka kita akan dapat menghindari penyebab-penyebab suatu kerusakan
sejak awal.
Sistem turbin yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen utama yaitu
kompressor, ruang bakar, dan turbin, yang disusun menjadi suatu sistem mesin
yang tersusun dengan bagian-bagianya. Turbin gas adalah suatu penggerak mula
yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Di dalam turbin gas energi kinetik
dari proses pembakaran dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang
menggerakkan sudu-sudu turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang
berputar disebut rotor, sedangkan bagian yang diam disebut stator atau rumah
turbin.
Pada turbin gas PLTGU PT.PLN (Persero) memiliki kapasitas sebesar 2 x 40
MW, untuk turbin gas kapasitasnya 27 MW, sedangkan turbin uap nya berkapasitas
13. Untuk melihat kinerja dari PLTGU tentunya sistem perawatannya harus
berjalan. Melalui tugas matakuliah ini penulis
ingin mengetahui jauh lebih dalam lagi tentang perawatan sistem turbin gas PLTGU yang nantinya akan sangat
memberikan manfaat sebagai bahan ilmu untuk terjun di dunia
industri.
1.2
Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang maka didapatkan permusuhan masalah berupa “Sistem
Perawatan Turbin Gas (PLTGU) Di PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan”
1.3
Tujuan
1. Mengetahui sistem perawatan turbin gas PT. PLN (Persero)
Sektor Pembangkitan Keramasan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perawatan (maintenance)
mesin pembangkit listrik tenaga gas PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Turbin Gas
Turbin
gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja.
Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran
yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar
disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah
turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator
listrik,pompa, kompresor atau yang lainnya).
Gambar 2.1 Turbin gas PLTGU PT.PLN (Persero) Sektor
Pembangkitan Keramasaan
Gambar 2.2 Spesifikasi turbin gas PLTGU PT.PLN (Persero)
sektor pembangkitan kermasan
2.2
Sistem Perawatan Turbin Gas
Maintenance
adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti
kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang beroperasi
maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi
karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat
langkah pengoperasian yang salah.
Gambar 2.3 Diagram Perawatan
Maintenance
pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor operasional dengan
kondisi yang berbeda disetiap wilayah, karena operasional turbine gas sangat tergantung
dari kondisi daerah operasional. Semua pabrik pembuat turbine gas telah menetapkan
suatu ketetapan yang aman dalam pengoperasian sehingga turbine selalu dalam batas
kondisi aman dan tepat waktu untuk melakukan maintenance.
Untuk
turbine gas produksi hitachi batas maintenance
bisa di dapat dengan memasukkan faktor penentu lain dalam rumus di bawah ini:
Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa
bagian, diantaranya adalah:
1. Preventive Maintenance
Preventive
maintenance adalah suatu
kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu secara rutin maupun periodik,
karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan mengurangi down
time dari peralatan. Preventive maintenance dibagi menjadi:
a. Running Maintenance, adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk
memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit. Unit produksi tetap
melakukan kegiatan.
b. Turning Around Maintenance, adalah perawatan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan
pengoperasiannya.
2. Repair Maintenance
Repair
Maintenance merupakan
perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis, atau disebut
juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
3. Predictive Maintenance
Predictive
Maintenance merupakan
kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatanperalatan yang beroperasi
dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama, apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal atau tidak.
4. Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan
dengan memperbaiki perubahan kecil yang terjadi dalam disain, serta menambahkan
komponen-komponen yang sesuai dan juga menambahkan material-material yang
cocok.
5. Break Down Maintenance.
Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan
atau kelainan pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti
biasanya.
6. Modification Maintenance
Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu peralatan
atau unit. Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah
tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
7. Shut Down Maintenance
Shut Down adalah kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap
peralatan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya. Shutdown maintenance pada turbine gas (PLTGU) PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan terdiri dari Boroscope
Inspection, Combustion Inspection, Hot Gas Path Ispection dan Major Inspection.
a. Combustion Inspection.
Combustion Inspeksi merupakan shut down jangka pendek yang dibutuhkan untuk memeriksa
nozzle tingkat pertama, combustion liner,
transition piece dan cross fire tube. Komponen-komponen ini
membutuhkan pemeriksaan secara berkala, karena kerja yang dilakukan
oleh turbin gas bekerja terus menerus, sehingga sistem pembakaran yang buruk akan
menyebabkan pendeknya umur dari komponen-komponen tersebut terutama bagian hilir
seperti nozzle dan bucket turbin.
Perawatan yang dilakukan pada waktu combustion dan inspection adalah
pemeriksaan pada bagian ruang bakar, cross
fire tube dan transition piece. Pemeriksaan pada catatan paking
menunjukkan adanya gesekan, bagian atas dan bagian bawah dari diafragma dan bagian antara diameter
horizontal dan vertikal. Pemeriksaan pada thermocople
yang rusak, pada turbin bucket dan over
plan secara visual, leading edge baik secara visual atau boroscape pada nozzle turbin tingkat pertama dan bucket tingkat pertama terhadap
degradasi, pendapatan clerence. Pemeriksaan fuel
nozzle terhadap pluging pada bagian
tutup dan mencatat hasil pemeriksaan. Untuk melakukan inspeksi secara visual
pada bagian rotating dan stationary pada compressor casing dan
turbin casing tanpa mengangkat
atau membongkarnya adalah memakai perangkat kerja dari borescope.
b. Hot Gas Path Inspection
Pemeriksaan pada daerah panas termasuk dalam combustion inspection, hanya saja dalam
pemerikasaan ini dilakukan lebih terperinci lagi mulai dari nozzle hingga bucket turbin.
Adapun komponen-komponen yang dibongkar dan diinspeksi antara lain :
a) Flame Detector.
b) Spring Position
Spark Plug.
c) Combustion
Chambers.
d) Cap and Liner
Assembly.
e) Combustion
Transition Piece Assembly.
f) Compressor
Discharge and Frame Casing Assembly.
g) Support ring
Assembly.
h) First Stage
Nozzle.
i) Turbine Shell
and Shoud Assembly.
10.
Second Stage Nozzle
Inspeksi dilakukan secara visual dan juga dilakukan secara
non visual. Inspeksi secara visual dengan melihat perubahan yang terjadi pada
komponen tanpa mata bantu, cukup dengan mata telanjang seperti
perubahan warna, perubahan bentuk, keretakan dan lain-lain.
Inspeksi non visual dilakukan dengan menggunakan alat bantu, seperti melihat keretakan bagian dalam suatu logam dengan mengunakan
radiografi, ultrasonografi dan sebagainya. Pemeriksaan komponen
dilakukan dilapangan atau diruang perawatan, bahkan pemeriksaan dapat juga
dilakukan diluar pabrik, seperti pemeriksaan struktur mikro marrige bold
yang dilakukan di Singapura. Inspeksi lainnya yaitu pemeriksaan
clearance pada daerah sekitar first stage nozzle, second
stage nozzle dan bucket turbin.
Clearance yang diperiksa pada saat
hot gas path inspection tidak boleh kurang atau lebih dari ukuran yang
telah ditetapkan. Clearance yang terlalu
besar akan mengurangi efisiensi turbin sedangkan clearance yang terlalu kecil
akan berpengaruh pada keselamatan turbin walaupun efisiensi
turbin semakin besar
c. Major Inspection
Adapun pemeriksaan pada seluruh bahagian utama turbin
secara garis besar pemeriksaan ini dilakukan pada bagian-bagian :
a)
Air Inlet Section
b)
Combustion Section
c)
Compressor Section
d)
Turbine Section
e)
Exhaust Section
Pemeriksaan ini meliputi unsur dari combustion dan hot path
inspection. Kegiatan yang dilakukan antara lain pemeriksaan keretakan sudu rotor
dan stator. Clearence pada nozzle
dan clearence pada compressor.
Pengikat dan penyekat nozzle serta
diafragma diperiksa dari kemungkinan adanya gesekan, pengerutan atau
kerusakan yang disebabkan oleh panas. Kompresor dari guide inlet fane diperiksa dari
kemungkinan adanya kotoran, pengikisan, karat dan kebocoran.
Bantalan dari sheel (sekat) diperiksa clearencenya dan tingkat kehausan yang
terjadi. Semua pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan spesifikasi yang
ditetapkan oleh pabrik.
Gambar 2.4 Proses
penggantian Air inlet system pada turbin gas
Gambar 2.5 Proses pelepasan casing inlet air system
Gambar 2.6 Major inspection
|
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Maintenance adalah perawatan
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat
terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang beroperasi maupun yang
berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena
keausan dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat
langkah pengoperasian yang salah. Sistem
perawatan pada turbin gas hitachi adalah Boroscope
Inspection, Combustion Inspection, Hot
Gas Path Ispection dan Major
Inspection.
Daftar Pustaka
1. TURBINE GAS (Inisiator Aceh Power Investment)
2. Ogata T. 2011. Design & Vendor Manual Book PT. PLN Keramasan Power Plant “Keramasan Power Plant Extension Project 80MW Class Gas Fired Combined Cycle Power Plant”. Mrubeni Corporation : Japan.
1. TURBINE GAS (Inisiator Aceh Power Investment)
2. Ogata T. 2011. Design & Vendor Manual Book PT. PLN Keramasan Power Plant “Keramasan Power Plant Extension Project 80MW Class Gas Fired Combined Cycle Power Plant”. Mrubeni Corporation : Japan.