Jumat, 04 Mei 2018

PERAWATAN TURBIN GAS (PLTGU) PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan


BAB I
PENDAHULUAN


1.1         Latar Belakang
Perawatan mesin merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam kegiatan produksi. Beberapa perusahaan biasanya melakukan perawatan apabila fasilitas atau peralatan mengalami kerusakan. Perawatan mesin yang baik dapat meningkatkan keandalan dan peformasi mesin. Kendala utama dalam aktivitas perawatan mesin adalah menentukan waktu penjadwalan perawatan mesin secara teratur.
Perawatan suatu mesin sama halnya dilakukan dengan perawatan dari suatu mesin turbin gas. Dengan adanya perawatan dan pemeliharaan yang tersusun dan terjadwal maka kita akan dapat menghindari penyebab-penyebab suatu kerusakan sejak awal.
Sistem turbin yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen utama yaitu kompressor, ruang bakar, dan turbin, yang disusun menjadi suatu sistem mesin yang tersusun dengan bagian-bagianya. Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Di dalam turbin gas energi kinetik dari proses pembakaran dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan sudu-sudu turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor, sedangkan bagian yang diam disebut stator atau rumah turbin.
Pada turbin gas PLTGU PT.PLN (Persero) memiliki kapasitas sebesar 2 x 40 MW, untuk turbin gas kapasitasnya 27 MW, sedangkan turbin uap nya berkapasitas 13. Untuk melihat kinerja dari PLTGU tentunya sistem perawatannya harus berjalan. Melalui tugas matakuliah ini penulis ingin mengetahui jauh lebih dalam lagi tentang perawatan sistem  turbin gas PLTGU yang nantinya akan sangat memberikan manfaat sebagai bahan ilmu untuk terjun di dunia industri.

1.2         Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang maka didapatkan permusuhan masalah berupa “Sistem Perawatan Turbin Gas (PLTGU) Di PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan”

1.3         Tujuan
1.    Mengetahui sistem perawatan turbin gas PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan
2.    Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perawatan (maintenance) mesin pembangkit listrik tenaga gas PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan .



BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Turbin Gas
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya. Bagian turbin yang berputar disebut rotor atau roda turbin dan bagian turbin yang diam disebut stator atau rumah turbin. Rotor memutar poros daya yang menggerakkan beban (generator listrik,pompa, kompresor atau yang lainnya).
Gambar 2.1 Turbin gas PLTGU PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasaan

Gambar 2.2 Spesifikasi turbin gas PLTGU PT.PLN (Persero) sektor pembangkitan kermasan

2.2         Sistem Perawatan Turbin Gas
Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian yang salah.

Gambar 2.3 Diagram Perawatan
Maintenance pada turbine gas selalu tergantung dari faktor-faktor operasional dengan kondisi yang berbeda disetiap wilayah, karena operasional turbine gas sangat tergantung dari kondisi daerah operasional. Semua pabrik pembuat turbine gas telah menetapkan suatu ketetapan yang aman dalam pengoperasian sehingga turbine selalu dalam batas kondisi aman dan tepat waktu untuk melakukan maintenance.
Untuk turbine gas produksi hitachi batas maintenance bisa di dapat dengan memasukkan faktor penentu lain dalam rumus di bawah ini:

Secara umum maintenance dapat dibagi dalam beberapa bagian, diantaranya adalah:
1.      Preventive Maintenance
Preventive maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang direncanakan baik itu secara rutin maupun periodik, karena apabila perawatan dilakukan tepat pada waktunya akan mengurangi down time dari peralatan. Preventive maintenance dibagi menjadi:
a.    Running Maintenance, adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk memperbaiki equipment yang rusak saja dalam satu unit. Unit produksi tetap melakukan kegiatan.
b.    Turning Around Maintenance, adalah perawatan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya.
2.    Repair Maintenance
Repair Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang tidak kritis, atau disebut juga peralatan-peralatan yang tidak mengganggu jalannya operasi.
3.    Predictive Maintenance
Predictive Maintenance merupakan kegiatan monitor, menguji, dan mengukur peralatanperalatan yang beroperasi dengan menentukan perubahan yang terjadi pada bagian utama, apakah peralatan tersebut berjalan dengan normal atau tidak.
4.    Corrective Maintenance
Corrective Maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan memperbaiki perubahan kecil yang terjadi dalam disain, serta menambahkan komponen-komponen yang sesuai dan juga menambahkan material-material yang cocok.
5.    Break Down Maintenance.
Kegiatan perawatan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan atau kelainan pada peralatan sehingga tidak dapat berfungsi seperti biasanya.
6.    Modification Maintenance
Pekerjaan yang berhubungan dengan disain suatu peralatan atau unit. Modifikasi bertujuan menambah kehandalan peralatan atau menambah tingkat produksi dan kualitas pekerjaan.
7.    Shut Down Maintenance
Shut Down adalah kegiatan perawatan yang dilakukan terhadap peralatan yang sengaja dihentikan pengoperasiannya. Shutdown maintenance pada turbine gas (PLTGU) PT.PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Keramasan terdiri dari Boroscope Inspection, Combustion Inspection, Hot Gas Path Ispection dan Major Inspection.
a.       Combustion Inspection.

Combustion Inspeksi merupakan shut down jangka pendek yang dibutuhkan untuk memeriksa nozzle tingkat pertama, combustion liner, transition piece dan cross fire tube. Komponen-komponen ini membutuhkan pemeriksaan secara berkala, karena kerja yang dilakukan oleh turbin gas bekerja terus menerus, sehingga sistem pembakaran yang buruk akan menyebabkan pendeknya umur dari komponen-komponen tersebut terutama bagian hilir seperti nozzle dan bucket turbin. Perawatan yang dilakukan pada waktu combustion dan inspection adalah pemeriksaan pada bagian ruang bakar, cross fire tube dan transition piece. Pemeriksaan pada catatan paking menunjukkan adanya gesekan, bagian atas dan bagian bawah dari diafragma dan bagian antara diameter horizontal dan vertikal. Pemeriksaan pada thermocople yang rusak, pada turbin bucket dan over plan secara visual, leading edge baik secara visual atau boroscape pada nozzle turbin tingkat pertama dan bucket tingkat pertama terhadap degradasi, pendapatan clerence. Pemeriksaan fuel nozzle terhadap pluging pada bagian tutup dan mencatat hasil pemeriksaan. Untuk melakukan inspeksi secara visual pada bagian rotating dan stationary pada compressor casing dan turbin casing tanpa mengangkat atau membongkarnya adalah memakai perangkat kerja dari borescope.
b.      Hot Gas Path Inspection
Pemeriksaan pada daerah panas termasuk dalam combustion inspection, hanya saja dalam pemerikasaan ini dilakukan lebih terperinci lagi mulai dari nozzle hingga bucket turbin. Adapun komponen-komponen yang dibongkar dan diinspeksi antara lain :
a)    Flame Detector.
b)   Spring Position Spark Plug.
c)    Combustion Chambers.
d)   Cap and Liner Assembly.
e)    Combustion Transition Piece Assembly.
f)    Compressor Discharge and Frame Casing Assembly.
g)   Support ring Assembly.
h)   First Stage Nozzle.
i)     Turbine Shell and Shoud Assembly.
10. Second Stage Nozzle
Inspeksi dilakukan secara visual dan juga dilakukan secara non visual. Inspeksi secara visual dengan melihat perubahan yang terjadi pada komponen tanpa mata bantu, cukup dengan mata telanjang seperti perubahan warna, perubahan bentuk, keretakan dan lain-lain. Inspeksi non visual dilakukan dengan menggunakan alat bantu, seperti melihat keretakan bagian dalam suatu logam dengan mengunakan radiografi, ultrasonografi dan sebagainya. Pemeriksaan komponen dilakukan dilapangan atau diruang perawatan, bahkan pemeriksaan dapat juga dilakukan diluar pabrik, seperti pemeriksaan struktur mikro marrige bold yang dilakukan di Singapura. Inspeksi lainnya yaitu pemeriksaan clearance pada daerah sekitar first stage nozzle, second stage nozzle dan bucket turbin. Clearance yang diperiksa pada saat hot gas path inspection tidak boleh kurang atau lebih dari ukuran yang telah ditetapkan. Clearance yang terlalu besar akan mengurangi efisiensi turbin sedangkan clearance yang terlalu kecil akan berpengaruh pada keselamatan turbin walaupun efisiensi turbin semakin besar
c.       Major Inspection
Adapun pemeriksaan pada seluruh bahagian utama turbin secara garis besar pemeriksaan ini dilakukan pada bagian-bagian :
a)         Air Inlet Section
b)        Combustion Section
c)         Compressor Section
d)        Turbine Section
e)         Exhaust Section
Pemeriksaan ini meliputi unsur dari combustion dan hot path inspection. Kegiatan yang dilakukan antara lain pemeriksaan keretakan sudu rotor dan stator. Clearence pada nozzle dan clearence pada compressor. Pengikat dan penyekat nozzle serta diafragma diperiksa dari kemungkinan adanya gesekan, pengerutan atau kerusakan yang disebabkan oleh panas. Kompresor dari guide inlet fane diperiksa dari kemungkinan adanya kotoran, pengikisan, karat dan kebocoran. Bantalan dari sheel (sekat) diperiksa clearencenya dan tingkat kehausan yang terjadi. Semua pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan oleh pabrik.


Gambar 2.4 Proses penggantian Air inlet system pada turbin gas
Gambar 2.5 Proses pelepasan casing inlet air system
Gambar 2.6 Major inspection



           LAMPIRAN Shut Down Maintenance GAS TURBINE HITACHI

 




BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
1.         Maintenance adalah perawatan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti kerusakan terlalu cepat terhadap semua peralatan di pabrik, baik yang sedang beroperasi maupun yang berfungsi sebagai suku cadang. Kerusakan yang timbul biasanya terjadi karena keausan dan ketuaan akibat pengoperasian yang terus-menerus, dan juga akibat langkah pengoperasian yang salah. Sistem perawatan pada turbin gas hitachi adalah Boroscope Inspection, Combustion Inspection, Hot Gas Path Ispection dan Major Inspection.




Daftar Pustaka
1. TURBINE GAS (Inisiator Aceh Power Investment) 
2. Ogata T. 2011. Design & Vendor Manual Book PT. PLN Keramasan Power Plant “Keramasan Power Plant Extension Project 80MW Class Gas Fired Combined Cycle Power Plant”. Mrubeni Corporation : Japan.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar