Siklus rankine adalah siklus
termodinamika tenaga uap, untuk menghasilkan daya electric atau mechanical.
Dimana fluida kerja yaitu air yang melakukan perubahan fasa dalam bentuk cair menjadi
uap didalam siklusnya. Komponen utama dari siklus ini adalah
·
Boiler
·
Turbin uap
·
Kondensor
·
Pompa
Aplikasi siklus rankine digunakan
pada steam power plant/PLTU sebagai dasar awal perancangan sistem pembangkit
PLTU. Dalam penerapan di PLTU siklus rankine sering dimodifikasi untuk
meningkatkan efisiensi dari suatu pembangkit tersebut, salah satunya
memanfaatkan panas sisa ekspansi turbin dengan menggunakan heater (Pemanas awal
untuk air umpan awal ke boiler/ feed water) yang dikenal dengan regenerative rankine cycle. Untuk lebih
jelas berikut ini jenis dari siklus rankine sebagai berikut :
1.
Siklus Rankine
Siklus
rankine ditemukan oleh William John
Macquorn Rankine, yang mendesain siklus rankine dengan uap saturasi untuk
mesin uap. Siklus ini memilki beberapa proses termodinamika dalam setiap
equitmentnya yang akan di gambarkan pada diagram T-s dan P-v sebagai berkut :
Gambar
1.1 Diagram Siklus Rankine
Proses termodinamika dari siklus tersebut adalah
1. 1-2
(Turbin) Proses isentropik/adiabatik
Proses ini adalah proses ekspansi
isentropik, yang berlangsung secara adibatik atau tidak ada panas masuk dan
keluar selama ekspansi pada turbin sehingga tidak ada perubahan entropi,
maka didapatkan kerja turbin (Wturbin)
dari hukum pertama termodinamika menjadi :
Wturbine
= m’ (h1’ – h2’) atau
Wturbine = m’ Cp (T1’-T2’)
[kJ/s (kW)]
2. 2-3
(Kondensor) Proses isobarik
Didalam kondensor panas akan dilepaskan
sehingga merubah fasa dari uap menjadi cair, berlangsung dengan tekanan konstan
atau proses isobarik, maka nilai panas keluar didapatkan dengan :
Qout
= m’ (h2’ – h3) atau
Qout = m’ Cp (T2’-T3)
[kJ/s (kW)]
3. 3-4
(Pompa) Proses isentropik
Pompa akan mengkompresikan fluida ke
boiler pada tekanan tetap, proses ini berlangsung secara adiabatik dan reversible,
sehingga kerja yang dibutuhkan pump adalah:
WPompa
= m’ (h4 – h3) atau
Wpompa = m’ Cp (T4 -T3) [kJ/s (kW)]
4. 4-1
(Boiler) Proses isobarik
Proses termodinamika dalam boiler
adalah proses isobarik, yaitu pembakaran dengan tekanan tetap, perpindahan
panas (heat transfer) terjadi pada energi panas pembakaran ke pipa-pipa di dalam
boiler hingga menghasilkan uap kerja yaitu uap superheated ataupun uap saturasi
tetapi dalam PLTU banyak digunakan uap superheated. Untuk menghasilkan uap pada
boiler, air akan melewati beberapa phasa yaitu economizer (pemanasan awal), evaporator
(phasa kesetimbangan perubahan dari cair menjadi uap atau disebut dengan
fenomena boiling) yang menghasilkan uap saturasi, selanjutnya uap saturasi di
panaskan kembali pada pipa superheater menjadi uap superheated, ketiga phasa ini
merupakaan boiler jenis subcritical yang membutuhkan steam drum terlihat pada
gambar 1.2, maka nilai panas masuk didapatkan dari hukum termodinamika adalah
Qin
= m’ (h1’ – h4) atau Qin = m’ Cp (T1’-T4) [kJ/s (kW)]
Gambar
1.2 Proses didalam boiler
5. Parameter
kinerja siklus rankine
a. BWR
(Back work ratio)
BWR = Wpompa / Wturbin [kW]
b. Wnet
(Kerja bersih)
Wnet = Wturbin – Wpompa [kW]
c. Efisiensi
termal
ήtermal = Wturbin – Wpompa / Qin [%]
2.
Siklus Rankine Reaheat
Untuk
pembangkit listrik tenaga uap sangat penting untuk memaksimalkan efisiensi
termal dan meminimalkan konsumsi uap spesifik. Modifikasi dari siklus rankine
sederhana untuk meningkatkan efisiensi termal, dengan memanfaatkan kembali panas
hasil ekspansi pada high pressure turbine
(LP) menggunakan reheater kemudian diekspansi ke low pressure turbine (HP). pada dasarnya siklus rankine berkerja
dengan tekanan dan temperature tinggi, masalah terjadi ketika menaikan tekanan
uap masuk HP turbin akan menghasilkan kadar air pada uap (uap basah) pada
keluaran HP turbin, uap basah akan merusak sudu/blade turbin dengan parah
(erosi), sehingga mengganggu efisiensi turbin, maka untuk mencegah kerusakan
sudu turbin uap basah dari HP tutbin dipanaskan kembali melewati reheater, di
mana uap menjadi super panas dan diekspansikan ke LP tutbin. Tujuan mendasar
dari pemanasan ulang (Reheater) bukan untuk meningkatkan efisiensi siklus
tetapi untuk mengurangi kadar uap air pada keluarn turbin HP, sehingga tekanan
boiler dapat ditingkatkan.
Gambar
1.3 Siklus rankine reheat
No
|
Keterangan
|
Rumus
|
Satuan
|
1
|
Boiler
(Qin)
|
Qin
= m’ (h1-h2) + m’ (h3-h2)
|
[kJ/s (kW)]
|
2
|
Turbin
(Wturbin)
|
Wturbin = Wturbin HP + Wturbin LP
=
m’ (h1-h2) + m’(h3-h4)
|
[kJ/s (kW)]
|
3
|
Pompa (Wpump)
|
Wpump = m’ (h6-h5)
|
[kJ/s (kW)]
|
4
|
Wnet
|
Wnet = Wturbin – Wpump
|
[kJ/s (kW)]
|
5
|
Efisiensi
Termal
|
ήtermal = Wnet / Qin
|
[%]
|
3.
Siklus Rankine
Regenerative
Siklus regeneratif adalah bentuk modifikasi
dari siklus rankine di mana dirancang untuk meningkatkan temperatur air umpan (feed water) dengan menggunakan alat
penukar panas (heat exchanger)
sehingga siklus mendekati siklus Carnot. alat penukar panas tersebut ialah Feedwater
heater, di mana pertukaran panas
terjadi antara dua cairan yaitu uap dan air umpan secara kontak langsung
(terbuka) ataupun tidak kontak langsung (tertutup) pada gambar 1.4.
Gambar 1.4 Open
dan closed Feedwater heater
Gambar
1.5 Open
or direct-contact feedwater heaters
Pada perhitungan akan berlaku prinsip hukum
kesetimbangan energi yaitu (Qin = Qout) pada Feedwater heater.
No
|
Keterangan
|
Rumus
|
Satuan
|
1
|
Heater
1
|
m’2
(h2 - h9) = ( 1 – m’2) (h9 - h8)
|
[kJ/s (kW)]
|
2
|
Heater
2
|
m’3
(h3 - h7) = (1 – m’2 – m’3) (h7 - h6)
|
[kJ/s (kW)]
|
3
|
Qin
|
Qin
= m’ (h1 – h10)
|
[kJ/s (kW)]
|
4
|
Wturbin
|
Wturbin = (h1-h2) + (1 – m’2)
(h2 - h3) + (1 – m’2
– m’3) (h3 - h4)
|
[kJ/s (kW)]
|
5
|
Wnet
|
Wnet = Wturbin - Wpompa
|
[kJ/s (kW)]
|
6
|
Efisiensi
Termal
|
ήtermal
= Wnet / Qin
|
[%]
|
Berikut ini adalah penerapan siklus gabungan
rankine antara Reheat dan Regenerative pada PLTU
1. Supercritical Boiler 3500 psig turbine cycle heat balance
2. Subcritical boiler, 2400 psig turbine cycle heat balance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar